1. PENGERTIAN DAN TEORI YANG MENDUKUNG
Berdasarkan
etimologinya kata “jigsaw” merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris
dengan terjemahan dalam bahasa indonesianya “gergaji ukir”. Pola pembelajaran
model jigsaw menyerupai pola cara penggunaan sebuah gergaji, yaitu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan melakukan kerja sama dengan siswa lain dalam
rangka mewujudkan tercapainya tujuan bersama.
Menurut
sudarajat (2008:1), pembelajaran model jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari
beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar
dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada
teman satu kelompoknya
Model
pembelajaran ini akan menjadi sebuah solusi yang efektif apabila diterapkan
dalam pengajaran terhadap materi ajar yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi ajar tersebut
tidak harus urut dalam penyampaiannya.
2. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut langkah-langkah
model pembelajaran jigsaw yang disampaikan oleh Stepen, Sikes dan Snapp :
1)
Siswa
dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan angggota maksial 5 siswa tiap
kelompok
2)
Masing-masing
siswa dalam setiao kelompok diberi bagian materi yang berlainan
3)
Masing-masing
siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan
4)
Anggota
dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian yang sama berkumpul dalam
kelompok baru yang disini disebut sebagai kelompok ahli untuk mendiskusikan sub
bab mereka
5)
Setelah
anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka
selanjutnya masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok
asli dan secara bergantian mengajar teman dalam 1 kelompok mengenai sub bab
yang telah dikuasai dengan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan
seksama
6)
Masing-masing
kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan
7)
Guru
melaksanakan kegiatan evaluasi
8)
Penutup
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Bila dibandingkan dengan
metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
1.
mempermudah
pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2.
Pemerataan
penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
3.
Metode
pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan
berpendapat.
Beberapa hal yang bisa
menjadi kelemahan aplikasi model ini di lapangan, menurut Roy Killen, 1996,
adalah :
1.
Prinsip
utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajran oleh teman sendiri,
ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang
akan diskusikan bersama siswa lain.
2.
Apabila
siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi
pada teman.
3.
Rekod
siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh
guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa
dalam kelas tersebut.
4.
Butuh
waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
5.
Aplikasi
metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit.
4. HASIL PENELITIAN
(a)
Judul Penelitian: PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada siswa kelas VIII.F
SMP Negeri 33 Kota Makassar. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas
model siklus. Fokus penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan hasil belajar matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.F
sebanyak 33 orang. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan
dokumentasi, dan data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian adalah hasil belajar matematika meningkat melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII.F SMP Negeri 33 Kota Makassar, standar
kompetensi menentukan unsur-unsur, bagian lingkaran serta ukurannya. Siklus
pertama, rata-rata hasil belaja matematika pada kategori cukup (67,27), tetapi
belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan. Siklus kedua, rata-rata
hasil belajar matematika meningkat menjadi kategori baik (80,45) dan telah
mencapai kriteria ketuntasan belajar. Peningkatan hasil belajar matematika
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsa didukung oleh peningkatan
aktivitas belajar siswa, berupa: keaktifa menyimak penjelasn guru secara
runtun, bekerjasasama dalam kelompok asal dan kelompok ahli, mempersentasikan
hasil kerja kelompok, dan menyimpulkan materi tentang lingkaran.
Sumber : Hakim, Suardi. 2014. Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Jurnal Nalar Pendidikan Volume 2, Nomor 2.
(b) Judul
Penelitian: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL
PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKUALJABAR KELAS VIII SEMESTER GANJILSMP NEGERI 11 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014
Abstrak :
Ada banyak siswa yang kesulitan memecahkan masalah
matematika. Kesulitan mengakibatkan siswa membuat kesalahan dalam memecahkan
masalah. Kesulitan mengakibatkan siswa membuat kesalahan dalam memecahkan
masalah. Jenis kesalahan siswa terdiri dari penggunaan kesalahan data,
kesalahan teorema atau definisi, kesalahan teknis, kesalahan penafsiran bahasa
dan kesalahan lainnya. Oleh karena itu, diterapkan model pembelajaran
kooperatif jenis jigsaw untuk
mengatasi kesalahan siswa dalam memecahkan masalah soal aljabar pada kelas
delapan SMP Negeri 11 Jember tahun ajaran 2013/2014. Desain penelitian ini
adalah Classroom Action Research (CAR).
Berdasarkan penelitian ini, penerapan model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
siswa dan mengurangi kesalahan siswa dalam memecahkan faktor aljabar.
Persentase efektivitas pada siklus I sebesar 43,23% dan 33,05% untuk siklus II.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw cukup efektif untuk mengatasi kesalahan
siswa dalam memecahkan faktor aljabar
Sumber: Ati’ah, Siti. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Mengatasi Kesalahan Siswa
Menyelesaikan Soal Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Sukualjabar Kelas Viii Semester Ganjilsmp Negeri 11 Jember Tahun Ajaran 2013/2014. Kadikma,
Vol. 5, No. 3
DAFTAR PUSTAKA
http://www.infoduniapendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-jigsaw.html
Hakim, Suardi. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw. Jurnal
Nalar Pendidikan Volume 2, Nomor 2.
Ati’ah, Siti. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Mengatasi Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal
Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Sukualjabar Kelas Viii Semester Ganjilsmp Negeri 11 Jember Tahun Ajaran 2013/2014. Kadikma,
Vol. 5, No. 3