1. PENGERTIAN DAN TEORI YANG MENDUKUNG
Model
pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. STAD
diartika sebagai Student teams
achievement division, merupakan pembelajaran koooperatif yang paling
sederhana.
Menurut
Arends (1997:111), pembelajaran STAD adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Menurut
wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau
suku yang berbeda (heterogen)
2. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-langkah model
pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah
laku guru
|
Langkah
1
|
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menympaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang
akan dicapai serta memotivasi siswa
|
Langkah
2
|
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa
|
Langkah
3
|
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
mengiformasikan pengelompokan siswa
|
Langkah
4
|
Membimbing
kelompok belajar
|
Guru
memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar
|
Langkah
5
|
evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
|
Langkah
6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru
memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok
|
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan model pembelajaran
kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006:26) yaitu :
(a)
Meningkatkan kecakapan individu
(b) Meningkatkan
kecakapan kelompok
(c)
Meningkatkan komitmen
(d) Menghilangkan
prasangka buruk terhadap teman sebaya
(e)
Tidak bersifat kompetitif
(f)
Tidak memiliki rasa dendam
kekurangan
model pembelajaran kooperatif STAD menuurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007)
yaitu:
(a) Konstribusi dari siswa berprestasi
rendah menjadi kurang
(b) Siswa berprestasi tinggi akan
mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
4. HASIL PENELITIAN
(a)
Judul penelitian: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN NUMERIK SISWA KELAS IV SD
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa ditinjau dari kemampuan numerik. Populasi dala penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD se-desa Darmasaba Kecamata Abiansemal, Kabupaten Badung tahun
ajaran 2012/2013, denga sampel sebanyak 68 siswa. Pengambilan sampel dalam
penelitian in menggunakan teknik random sampling. Data kemampuan numerik dan
hasil belajar matematika, di kumpulkan melalui tes dan di analisi dengan
menggunakan analisis ANAVA dua jalur dan dilanjutka dengan uji Tukey. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: mode pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
dibandingkan denga konvensional. Terjadi interaksi antara model pembelajaran
denga kemampuan numerik dimana ditemukan model pembelajara kooperatif tipe STAD
lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan numeri tinggi namun sebaliknya
terjadi terhadap model pembelajaran konvensional.
Sumber: Sunilawati, Ni Made, Nyoman Dantes, and
I. Made Candiasa. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas
IV SD." PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 3.1 (2013).
(b) Judul penelitian: MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Abstrak :
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar soal cerit pecahan di sekolah
dasar. Penelitian ini menggunakan metod Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan
mencakup taha perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasilnya
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapa meningkatkan
hasil belajar matematika soal cerita pecahan di sekola dasar.
Sumber: MARSIH, MARSIH. "Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Soal
Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar." Kalam Cendekia Pgsd
Kebumen 1.4 (2013).
DAFTAR PUSTAKA
Sunilawati, Ni Made, Nyoman Dantes, and I. Made
Candiasa. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil
Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD." PENDASI:
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 3.1 (2013).
MARSIH, MARSIH. "Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Soal Cerita
Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar." Kalam Cendekia Pgsd Kebumen
1.4 (2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar