Minggu, 25 Maret 2018

MODEL PEMBELAJARAN STAD


1.     PENGERTIAN DAN TEORI YANG MENDUKUNG

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. STAD diartika sebagai Student teams achievement division, merupakan pembelajaran koooperatif yang paling sederhana.

Menurut Arends (1997:111), pembelajaran STAD adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda (heterogen)

2.     LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Langkah
Indikator
Tingkah laku guru
Langkah 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menympaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa
Langkah 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Langkah 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengiformasikan pengelompokan siswa
Langkah 4
Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar
Langkah 5
evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
Langkah 6
Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok

3.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006:26) yaitu :
(a)   Meningkatkan kecakapan individu
(b)  Meningkatkan kecakapan kelompok
(c)   Meningkatkan komitmen
(d)  Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
(e)   Tidak bersifat kompetitif
(f)   Tidak memiliki rasa dendam
kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menuurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007) yaitu:
(a)   Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
(b)  Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

4.     HASIL PENELITIAN

(a)   Judul penelitian: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN NUMERIK SISWA KELAS IV SD
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa ditinjau dari kemampuan numerik. Populasi dala penelitian ini adalah siswa kelas IV SD se-desa Darmasaba Kecamata Abiansemal, Kabupaten Badung tahun ajaran 2012/2013, denga sampel sebanyak 68 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian in menggunakan teknik random sampling. Data kemampuan numerik dan hasil belajar matematika, di kumpulkan melalui tes dan di analisi dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur dan dilanjutka dengan uji Tukey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: mode pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika dibandingkan denga konvensional. Terjadi interaksi antara model pembelajaran denga kemampuan numerik dimana ditemukan model pembelajara kooperatif tipe STAD lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan numeri tinggi namun sebaliknya terjadi terhadap model pembelajaran konvensional.

Sumber: Sunilawati, Ni Made, Nyoman Dantes, and I. Made Candiasa. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD." PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 3.1 (2013).

(b)  Judul penelitian: MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar soal cerit pecahan di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metod Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan mencakup taha perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapa meningkatkan hasil belajar matematika soal cerita pecahan di sekola dasar.

Sumber: MARSIH, MARSIH. "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Soal Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar." Kalam Cendekia Pgsd Kebumen 1.4 (2013).


DAFTAR PUSTAKA
Sunilawati, Ni Made, Nyoman Dantes, and I. Made Candiasa. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD." PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 3.1 (2013).

MARSIH, MARSIH. "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Soal Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar." Kalam Cendekia Pgsd Kebumen 1.4 (2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar